Sc majalah misteriSemua material yang difitur dalam video dimiliki oleh para pemiliknya yang kami hormati. Kami tidak mengklaim video mereka sebagai milik k 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID UuZTGRfqvvG4brQwZ9Knv7MY6PHAupd6JsbvZUYfH1LcdNkZ3wU2pw== Pesonadan Keindahan Alam Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Kabupaten wonogiri mempunyai suatu bendungan yang lumayan populer, yakni waduk serba guna yakni waduk gajah mungkur didaerah wonogiri. Waduk Gajah Mungkur merupakan suatu waduk yakni yang terletak 3 km di selatan kabupaten kota wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Dibaca : 351 kali.
- Ribuan ikan nila milik para petani di karamba yang ada di Waduk Gajah Mungkur dilaporkan mati mendadak usai hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Oleh pemiliknya, ikan nila sebanyak 40 ton yang mati dikubur. Sementara sisanya dibiarkan dan tidak dipanen lebih awal karena selama pandemi, pasaran ikan sedang lesu. Sejarah Waduk Gajah Mungkur Waduk Gajah Mungkur yang berada di Kabupaten Wonogiri diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 17 November pembangunan waduk yang berjarak 6 kilometer ke arah barat daya Kota Wonogiri itu dimulai sejak tahun 1974. Baca juga Mati Mendadak, 1,5 Ton Ikan Nila di Waduk Gajah Mungkur Dikubur, Pemilik Rugi Puluhan Juta Rupiah Waduk tersebut adalah satu dari empat waduk besar yang dibangun dalam proyek Bengawan Solo. Proyek tersebut dilakukan untuk mengendalikan sifat-sifat air sungai Bengawan Solo yang merusak dan menjadikannya lebih bermanfaat. Untuk membangun waduk tersebut, tidak kurang 51 desa ditenggelamkan dan lebih dari kepala keluarga dipindahkan karena tanah serta sawahnya tergenang air bendung. Baca juga Ribuan Ikan Mendadak Mati di Karamba Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Kebanyakan Siap Panen Sebagian besar dari mereka transmigrasi ke Sumater Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. "Pengorbanan itupun diminta dari sebagian masyarakat daerah Wonogiri untuk kepentingan penyelesaian bendungan ini," kata Soeharto saat menyampaikan pidato peresmian Waduh Gajah Mungkur. Kala itu, Presiden Soeharto menantangani batu prasasti sebelum menekan tombol yang diiringi deburan air pada aliran-aliran pembuang waduk. Baca juga Pintu Air Waduk Gajah Mungkur Dibuka, 2 Kelurahan di Wonogiri Terendam Libatkan pekerja termasuk ahli dari Jepang WIKAN PRASETYA Bekas jembatan kereta api di Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri yang terlihat kembali saat Waduk Gajah Mungkur surut pada musim kemarau. 29/9/2019Pembangunan waduk ini melibatkan cukup banyak orang, yaitu pekerja termasuk 35 ahli dari Jepang sebagai penasihat. Anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan Waduk Gajah Mungkur tidak kurang dari Rp 55 miliar, di antaranya Rp 34 miliar dari APBN dan sisanya merupakan bantuan Pemerintah Jepang. Pengeluaran anggaran terbesar adalah untuk memindahkan KK dan pembebasan lahan. Baca juga Curah Hujan Tinggi, Pintu Air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Dibuka Secara teknis, Waduk Gajah Mungkur direncanakan mampu bertahan selama 100 tahun, dengan catatan endapan lumpur yang masuk setiap tahunnya tidak lebih dari 1,5 juta meter kubik. Dengan daya tampung 750 juta meter kubik air, maka Waduk Gajah Mungkur merupakan waduk terbesar di Jawa Tengah dan salah satu yang terbesar di Indonesia. Selain berfungsi sebagai pencegah banjir, sumber irigasi, dan juga tenaga listrik, Waduk Gajah Mungkur juga menjadi salah satu obyek wisata ikonik Kabupaten Wonogiri. Lokasi tersebut memiliki kebun binatang mini hingga waterboom yang digunakan untuk berenang bagi pengunjung dewasa ataupun juga Lapan Waterspout Waduk Gajah Mungkur Langka, Waspada hingga Februari Yang tersisa dari pemukiman di sekitar waduk WIKAN PRASETYA Peninggalan sumur permukiman warga yang muncul kembali saat Waduk Gajah Mungkur Surut. 8/9/2019Saat ini sisa-sisa pemukiman di sekitar waduk masih bisa ditemui. Termasuk jalan hingga jembatan yang dulu adalah akses utama Wonogiri menuju Kecamatan Pracimantoro. Termasuk juga fondasi rumah, bekas tiang rumah, sumur, hingga makam. Namunkondisinya tak lagi utuh karena tergerus air waduk saat musim hujan. Dikutip dari pemberitaan Darti adalah salah satu warga Desa Pondok Sari. Desa tersebut sekarang sudah tak ada lagi karena tenggelam di Waduk Gajah Mungkur. Baca juga Ini Fakta Menarik Fenomena Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur Darti bercerita ia tak ikut transmigrasi karena masih punya tanah yang tak terdampak. Ia kini tinggal di Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro, Wonogiri. “Saya tidak ikut pindah transmigrasi karena masih punya tanah yang tidak terdampak. Dulu sawahnya di sana luar waduk, tetapi rumahnya di sini yang kini menjadi waduk. Yang punya tanah ya enggak ikut transmigrasi, tetapi tetap dapat ganti rugi,” ujar Darti. Kepada ia bercerita jika masih ingat kawasan tersebut sebelum tenggelam menjadi waduk. “Dulu itu jalan besar, mas. Kalau dari Wonogiri mau ke Pracimantoro, ya lewatnya jalan itu. Dulu sungai di bawah jembatan itu besar dan dalam. Namanya Sungai Tempuran karena merupakan gabungan dua sungai,” kata Darti. Baca juga Waterspout Waduk Gajah Mungkur, Kenali Tanda dan Waktu Datangnya Puting Beliung WIKAN PRASETYA Makam lawas yang muncul kembali saat Waduk Gajah Mungkur Surut. 8/9/2019Ia menyebut jalan tersebut dilalui banyak kendaraan mulai truk hingga bus. Bahkan ia mengaku masih ingat lokasi bus biasa menurunkan penumpang. “Itu yang ada motor itu, mas. Terus agak ke pojok sedikit. Itu dulu rumah saya,” ujar Darti sembari menunjuk lokasi rumahnya dulu. “Dulu ini juga jalan utama, mas kalau mau ke Baturetno. Jalan ini ramai, banyak kendaraan yang melintas. Jalan ini biasanya dilewati mereka yang akan berjualan di Pasar Baturetno atau Wuryantoro,” imbuh Darti. Baca juga Mengenang Perkampungan yang Kini Menjadi Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Ia juga masih ingat tempat para pedagang biasanya berhenti di suatu rumah makan atau penginapan saat hendak menjual barang dagangannya. “Di situ dulu ada warung punya Bu Darso. Warung itu dulu ramai oleh pedagang yang beristirahat. Biasanya pedagang menginap dulu di sana kalau ingin berjualan di Pasar Wuryantorom” kata Darti. Ia juga menyebut jika Presiden Kedua Soeharto pernah tinggal di desa yang kini ada di dasar Waduk Gajah Mungkur. Baca juga Hari Ini dalam Sejarah Peresmian Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Soeharto tinggal di lokasi tersebut sebelum akhirnya pindah ke rumah yang saat ini dikenal menjadi lokasi Museum Wayang Indonesia. “Dulu Pak Harto semasa kecil tinggal di rumah pakde-nya, Pak Bei Tani. Dulu kalau enggak salah ia pernah tinggal di sini sambil menunjuk salah satu areal sawah, sebelum pindah ke tempat yang sekarang ini menjadi Museum Wayang Indonesia,” imbuh dia. SUMBER Penulis Jawahir Gustav Rizal, Anggara Wikan Prasetya Editor Rizal Setyo Nugroho, Wahyu Adityo Prodjo Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Laluwilayah yang ditinggalkan warga di tenggelamkan atau di aliri air yang kemudian dijadikan waduk yang luasnya 8800 hektar di 7 kecamatan. Gajah mengartikan penduduk transmigran yang banyak dan Mungkur diartikan perpindahan , sebab itulah dinamakan Waduk Gajah Mungkur.. begitulah cerita seorang teman. Kalau salah maap maap huehee..
Baca Juga - Kab Wonogiri mempunyai satu buah ikon yg amat populer yakni Bendungan Serbaguna Wonogiri atau dikenal dengan Waduk Gajah Mungkur. Bendungan ini ialah waduk paling besar Se-Asia Tenggara yg dibangun sebagai pengendali banjir Flood Control Sungai Bengawan Solo. Waduk Gajah Mungkur dibangun dari th 1976 s/d th 1981 berlokasi 7 Kilo Meter arah selatan Kota Wonogiri cocok dibagian hilir pertemuan dengan kali Keduang. Luas daerah genangan lebih dari ha & luas daerah yg dibebaskan 90 km2 yg terdiri dari 51 desa di 7 Kecamatan. Pelaksanaan pembangunan Waduk Gajah Mungkur dilakukan dengan cara swakelola dgn pertolongan konsultan dari Nippon Koei Co, Ltd Jepang. Misteri Peristiwa Waduk Gajah Mungkur Sebab ambisi yg menggebu supaya Gajah Madep, cucu tercintanya sanggup menukar Gajah Mego jadi Pengangeng Puri Gajah Mego, Eyang Lanjut Umur nenek Gajah Madep menghalalkan segala kiat utk mencapai tujuannya. Eyang Tua bersama pertolongan kapabilitas jahat Bik Birah yg menguasai Ilmu Hitam berupaya mencelakai Gajah Mungkur, namun sebab pertolongan Burung Hantu yg jadi utusan Ki Batuaji, sehingga hasilnya Gajah Mungkur sukses lolos dari bahaya yg mengancamnya. lalu sesudah lewat liku narasi, sehingga hasilnya nasib Bik Birah serta mesti berhenti ditangan Ki Batuaji juga sebagai Orang Pintar beraliran Putih. Namun Gajah Mungkur yg merasa beram sebab Gajah Mego, papa kandungnya wafat dikarenakan Gajah Madep, menciptakan rumus terhadap Gajah Madep. Sehingga, tidak dengan sanggup dihindari, mimpi Ratna Manikan & Ratna Intan hasilnya menjadi bukti, ke-2 Gajah akbar yg adalah jelmaan dari Gajah Mungkur & Gajah Madep hasilnya berkelahi utk saling memusnahkan satu sama lain. Konon sebab akibat perkelahian dari dua gajah tersebut, sehingga muncullah suatu waduk yg seterusnya dikasih nama Waduk Gajah Mungkur. Misteri Gunung Pegat Kamu para perantau asal Wonogiri, jateng & Pacitan, jatim pasti tak asing lagi bersama Gunung Pegat yg terletak di Wonogiri. Kamu yg hendak mudik ke arah Tirtomoyo, Baturetno, Giriwoyo, Giribelah sampai Pacitan Jawa Timur akan melintasi kawasan ini. Kawasan ini boleh dibilang jadi kawasan yg sejuk dikarenakan di sebelah kanan & kiri jalan tidak sedikit pepohonan akbar yg melindungi badan jalan dari sengatan matahari. Tidak Cuma itu, Kamu bisa pula menonton kecantikan daya tarik Waduk Gajah Mungkur dari kejauhan. Mitos yg paling melegendaris sampai hingga disaat ini yaitu orang yg hendak menikah dilarang melintasi gunung tersebut . Menurut penduduk setempat bila itu dilanggar bakal membuat jalinan keluarga yg baru saja dibangun menjadi hancur atau tak langgeng. Sehingga jangan sampai heran kalau Kamu jarang menjumpai rombongan pengantin yg melalui di kawasan ini. Rombongan pengantin yg yakin akan adanya mitos itu, khususnya yg tinggal di kawasan Nguntoronadi, Tirtomoyo, Baturetno, Giriwoyo lebih pilih melalui jalan memutar, yaitu melintasi kawasan Pracimantoro. Sebahagian masyarakat rombongan pengantin yg yakin bakal mitos Gunung Pegat tersebut tak ingin nekat melalui di Gunung Pegat. BACA JUGA Hutan Alas Purwo Yang di Sebut Hutan Paling Angker Dijawa Share This Travel & Food Blogger Bandung Cerita misteri atau cerita horror menjadi sesuatu yang menegangkan untuk dibaca. Namun banyak orang yang penasaran akan hal mistis yang berhubungan dengan dunia gaib. Dan disini menyajikan cerita misteri indonesia yang diambil dari berbagai sumber
WadukGajah Mungkur dapat mengairi sawah seluas 23600 hektar di empat kabupaten, yaitu Sukoharjo, Klaten, Sragen, dan Karanganyar. Saat ini Waduk Gajah Mungkur tidak hanya digunakan sebagai pengairan, akan tetapi Waduk Gajah Mungkur dijadikan obyek wisata. Manfaat. Waduk Gajah Mungkur memiliki beberapa manfaat selain di bidang perairan.

Waduk Gajah Mungkur merupakan danau buatan yang terletak di Wonogiri, Jawa Tengah. Waduk terbesar se-Jawa Tengah ini memiliki luas Hektar yang mencangkup 7 kecamatan sekaligus, yaitu Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Kecamatan Wuryantoro, Baturetno, Giriwoyo, dan Eromoko. Waduk ini dibangun oleh kontraktor Jepang tahun 1964 yang berfungsi sebagai bendungan Sungai Bengawan Solo untuk mencegah banjir. Tidak lupa, pemerintah memanfaatkan aliran air waduk sebagai PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air yang mampu menghasilkan daya 12,4 megawatt dan juga sebagai sumber air minum penduduk Wonogiri. Karena pemandangannya yang indah, tempat wisata juga telah dibangun disekitar waduk, ada kebun binatang, taman bermain, dan wahana yang memanjakan pengunjung. Jika kalian sudah tahu sekilas tentang waduk ini, marilah kita simak bersama misteri yang menyelimuti waduk ini. 1 Makam Dibawah Air Ternyata makam tidak hanya ada di daratan. Di waduk Gajah Mungkur terdapat makam yang tenggelam dibawah air, konon makam ini peninggalan tahun 1900-an dilihat dari bentuk dan bahan batu nisan yang terbuat dari pahatan batu. Menurut warga sekitar makam ini adalah makam Setono, suatu daerah yang ikut ditenggelamkan saat pembuatan waduk tahun 1978 silam. Saat musim kemarau dan air waduk menyusut maka kumpulan nisan di sekitar makam akan muncul ke permukaan. Hal ini semakin menambah aura mistis dari Waduk Gajah Mungkur. Pastinya banyak penampakan yang terjadi di sekitar pemakaman saat malam hari, beberapa diantaranya adalah pocong yang berjalan diatas air. Penunjung yang datang dihimbau untuk menghormati dan tidak merusak situs pemakaman ini. 2 Gunung Pegat Walau bukan di dalam area Gajah Mungkur, misteri gunung pegat tidak boleh diabaikan. Gunung yang terletak di dekat waduk ini memiliki cerita misteri dan mitos yang menyeramkan. Yang paling terkenal adalah mitos putusnya hubungan kekasih setelah melewati gunung keramat ini. Untuk itu warga sekitar menghimbau bagi pasangan kekasih baru menikah yang belum genap selapan atau 35 hari untuk tidak melewati gunung ini. Jika terpaka, sebaiknya mengambil jalan memutar melewati Jatisrono atau Pracimantoro. Selain itu, disini konon menjadi tempat pembuangan mayat para korban pembantaian G30S PKI, sehingga tempat ini sudah banyak penunggu gaib yang siap mencari mangsa siapapun yang melewati daerah ini dengan tidak sopan. 3 Perkelahian Gajah Madep dan Gajah Mungkur Selain fakta sejarah bahwa waduk ini dibangun oleh Jepang tahun 1978, ternyata ada mitos lain yang menjadi legenda turun temurun masyarakat sekitar. Konon dulunya terdapat kerajaan yang dipimpin oleh rajah bernama Gajah Madep, karena usianya yang sudah senja, beliau ingin cucunya yang bernama Gajah Mego, banyak patih kerajaan yang tidak setuju karena usianya yang sangat muda salah satunya adalah Gajah Mungkur. Karena Gajah Mungkur memberontak akhirnya terjadi perkelahian sengit antara Gajah Madep dan Gajah Mungkur. Mereka berubah menjadi Gajah Raksasa, dan perkelahian tersebut membuat tanah menjadi amblas dan membentuk cekungan yang lambat laun terisi air sungai hingga terbentukklah waduk Gajah Mungkur. 4 Penampakan Pocong Cerita penampakan pocong banyak dialami warga sekitar waduk, terutama bagi mereka di Desa Pudak Wuryantoro. Jalan di desa tersebut masih terasa angker banyak, semak dan pepohonan rindang yang dihuni oleh banyak makhluk astral. Bahkan anehnya warga sudah berkali-kali memasang lampu penerangan, namun lampu tersebut mati keesokan harinya, padahal sudah diganti dengan merek yang paling bagus. Energi di daerah itu sangat kuat, ada cerita saat warga yang sedang pulang kerja tengah malam melewati daerah tersebut melihat pocong yang duduk di belakang bemper mobil Avanza yang ada di depannya, karena tidak kuat melihatnya mereka kabur melewati jalan lain dan meninggalkan Avanza tersebut. Ada juga para petani yang meninggal tenggelam pada daerah pinggiran danau yang hanya berkedalaman 1 meter. Untuk itu mereka percaya pamali untuk bertani sampai sore hari di dekat Waduk Gajah Mungkur. 5 Misteri Belalai Air Selain fenomena mistis banyak fenomena aneh yang terjadi di danau ini salah satunya adalah belalai air yang mengarah kelangit. Mungkinkah ada hubungannya dengan makhluk penghuni dasar danau yang naik kelangit? Walau masih misterius banyak orang menanggap fenomena ini adalah fenomena alam biasa. Belalai air diluar negeri dikenal sebagai waterspout atau juga cleret air di Indonesia. Sebuah fenomena terhisapnya air danau akibat pusaran angin seperti puting beliung sehingga menghisap air dibawahnya dan membentuk cleret yang mengerikan. Fenomena ini terakhir pernah terjadi Sabtu, 3 Maret 2018 silam yang menjadi viral di dunia maya.

MisteriPeristiwa Waduk Gajah Mungkur Sebab ambisi yg menggebu supaya Gajah Madep, cucu tercintanya sanggup menukar Gajah Mego jadi Pengangeng Puri Gajah Mego, Eyang Lanjut Umur nenek Gajah Madep menghalalkan segala kiat utk mencapai tujuannya. Eyang Tua bersama pertolongan kapabilitas jahat Bik Birah yg menguasai Ilmu Hitam berupaya mencelakai Gajah Mungkur, namun sebab pertolongan Burung Hantu yg jadi utusan Ki Batuaji, sehingga hasilnya Gajah Mungkur sukses lolos dari bahaya yg mengancamnya.

Sukoharjo Gunung Gajah Mungkur adalah gunung purba yang diduga pernah meletus dengan kekuatan 6 VEI Volcanic Explosivity Index puluhan tahun silam, terletak di Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah Jateng. Gunung tersebut bentuknya menyerupai seekor gajah. Ternyata gunung ini juga menyimpan cerita mistis nan seru. Dukuh Kerto adalah salah satu dukuh di kaki gunung Gajah Mungkur. Menurut Tupar 50 ketua RT Dukuh Kerto, gunung purba tersebut memang sangat indah. Sangat berpotensi dikembangkan sebagai obyek wisata. "Tapi juga memiliki kisah mistis lho," kata Tupar. Diiringi Seni Bela Diri dan Gamelan, PAN Daftarkan Bacaleg ke KPU Senyum Semringah Penarik Becak Antar Bacaleg Golkar ke KPU Puluhan Tahun Terisolasi, Desa di Sukoharjo Ini Akhirnya Punya Akses Jalan Secara umum dapat digambarkan bahwa jika berada dari atas Gunung Gajah Mungkur dan melihat ke bawah, pemandangannya sawah hijau. "Di sini juga walaupun cuaca panas, tapi ketika berada di gunung ini tetap adem hawanya," kata Tupar kepada di kawasan gunung gajah mungkur, Senin 15/5/2023. Pariwisata AlamKisah Mistis di Balik Gagahnya Gunung Gajah Mungkur di Desa Kedungsono Dewi Divianta/ menyebut pada bulan-bulan tertentu kawasan gunung itu penuh pengunjung dengan tujuan bermeditasi. Tepat di puncak gunung tersebut terdapat sebuah gua, dan gua itulah yang didatangi warga dari berbagai wilayah. "Gua itu keliatan kecil, tapi ketika malam 1 Suro dimasuki berapa orangpun muat. Menurut orang tua saya ketika bercerita itu bukan gua biasa, tapi seperti sebuah kerajaan," kata Tupar. Masyarakat di sekitar gunung gajah mungkur menyebut gua itu bernama 'glenggang jati', nama yang diambil dari sesepuh daerah Kedungsono. Meski gua itu berada di puncak gunung dan dikelilingi hutan, namun goa tersebut selalu bersih. Orang tak boleh sembarangan tidur di gua itu atau melakukan perbuatan terlarang, seperti berhubungan intim di dalam gua. Jika terjadi, siap-siap aja akan ada kesialan untuk yang melakukannya. "Banyak tokoh-tokoh penting pada malam 1 Suro datang ke goa ini untuk meditasi. Menurut kepercayaan kalau tercapai meditasi di sini rejekinya bagus," kata Tupar. Sementara itu, tidak jauh dari gunung, terdapat satu gunung bernama Gunung Rondo gunung janda, Tupar menceritakan gunung itu dulunya berdampingan ada dua. Tapi, dari kacamata mistis para pendahulu bercerita dua gunung yang berpasangan suami istri itu hendak ke arah Kota Surakarta, tapi belum tiba matahari sudah terbit. "Sang suami sudah berjalan sampai di wilayah desa tiyaran gunung sepikul, dan yang di sini istrinya tertinggal. dari cerita simbah-simbah dulu seperti itu. wallahu'alam," katanya. "Melihat potensinya bagus, view pemandangannya keren tapi akses jalan masih belum bagus. Sekarang sedang dibuatkan jalan dari program TMMD Kodim Sukoharjo. Semoga ke depan bisa dilirik oleh kementerian terkait untuk mendukung potensi wisata alamnya," kata Tupar. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

WadukGajah Mungkur yang berada di Kabupaten Wonogiri diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 17 November 1981. Proses pembangunan waduk yang berjarak 6 kilometer ke arah barat daya Kota Wonogiri itu dimulai sejak tahun 1974. Baca juga: Mati Mendadak, 1,5 Ton Ikan Nila di Waduk Gajah Mungkur Dikubur, Pemilik Rugi Puluhan Juta Rupiah Waduk Gajah Mungkur merupakan salah satu waduk yang amat familiar di telinga saya. Mengenal namanya sejak zaman SD dari buku RPUL. Saya kira, nggak akan pernah kesampaian untuk menengok langsung rupa waduk fenomenal S2 pun, yang seringnya tengok-tengok waduk dan bendungan, nggak pernah terpikir bila akan singgah ke waduk yang legendaris ini. Wajar, karena lokasinya jauh sih. Solo-Jember 400 km cuy. njilalah, akhir bulan Januari kemarin, saya berkesempatan main ke Waduk Gajah Mungkur. Sebenarnya enggak ada rencana ke sini sih. We don’t have clue. Hingga akhirnya tercetuslah ide untuk main ke Waduk Gajah perjalanannya… lamaaa banget. Kita berangkat dari Karanganyar, karena habis main dari Telaga Madirda. Perjalanan ke waduk yang berada di Wonogiri ini membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam. Terkantuk-kantuklah saya selama di boncengan. Hampir short sleeper kayaknya. Buktinya, setibanya di lokasi, mata saya segar bugar memandang keindahan sekitar. Sedangkan si Mas bolak-balik nguap, hahaha. Maklum, lelah Apa Ada Waduk Gajah Mungkur? Waduk Gajah Mungkur merupakan sebuah waduk yang lokasinya berada di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota buatan ini sengaja dibangun untuk membendung aliran air dari hulu DAS Bengawan Solo yang volume airnya banyak banget. Airnya didapat dari Gunung Lawu dan kawasan Pegunungan Seribu yang mengalir ke wilayah Surakarta, hingga bermuara di Gresik atau bagian utara Jawa hilirnya berada di Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik. Solo merupakan salah satu kota yang berada di wilayah tengah Waduk Gajah MungkurDikarenakan di Surakarta cukup banyak lahan terbangun, maka tidak mengherankan bila kota ini sering mengalami banjir. Bahkan, tugu jam di Pasar Gede Solo selalu terendam apabila banjir melanda. Padahal tugunya setinggi itu. Ya berarti menelan pasar juga kan? Pada tahun 1966, hampir sebagian besar Kota Solo besok-besok tidak mengalami banjir lagi, demi menyelamatkan bangsa dan negara, maka dicanangkanlah pembangunan infrastruktur pengendali banjir DAS Bengawan Solo. Infrastruktur itulah yang kita sebut Waduk Gajah Mungkur. Telah menyelamatkan banyak jiwa dan harta benda di masa Waduk Gajah MungkurDengan bantuan teknis dari Pemerintah Jepang OTCA pada tahun 1974, dirumuskan Master Plan Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan perencanaan waduk buatan, maka tentu membutuhkan lahan yang sangat besar. Bahkan, harus ada yang dikorbankan. Bukan hanya 1-2 orang saja, melainkan 51 desa yang tersebar di 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Baturetno, Giriwoyo, Eromoko, dan Wuryantoro. Maka para warga di 51 desa diminta kesediaannya untuk pindah ke tempat lain. Istilahnya adalah bedol desa atau transmigrasi. warga bersedia dan rela untuk pindah ke luar Pulau Jawa. Tentu saja dengan jaminan pekerjaan yang lebih layak dan lebih baik. Mereka bersedia migrasi ke Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan. Memulai kehidupan baru yang lebih baik. Bahkan, jauh lebih baik. Karena keuletannya, mereka menjadi orang-orang sukses yang hidup damai di tanah baru.… dan kami respect, memberi penghormatan setinggi-tingginya kepada mereka yang telah bersedia merelakan rumah dan kenangannya untuk ditenggelamkan. Maka tidak heran, bahwa anak cucu orang Wonogiri yang berada di Sumatra, sangat mengelu-elukan jasa kakek Pembangunan Waduk Gajah MungkurMaka selama tahun 1976-1981, pembangunan Waduk Gajah Mungkur mulai dilakukan. Luas waduk adalah km2 yang mampu menampung 660 juta m3 air. Waduk ini mulai beroperasi pada tahun 1982. Tentu saja dipantau oleh 35 konsultan dari Nippon Koei Co Ltd Jepang yang telah berpengalaman. Waduk ini dikelola secara swadaya oleh kini, waduk Gajah Mungkur dikelola oleh Perum Jasa Tirta Bengawan Solo. Dengan pengelolaan dan manajemen yang baik, maka didapatkan berbagai manfaat yang dirasakan oleh warga Wonogiri dan Waduk Gajah MungkurHingga kini, Waduk Gajah Mungkur masih dibanggakan oleh masyarakat Wonogiri karena memberikan banyak manfaat bagi sekitarnya. Apa sajakah itu?Sebagai pengendali banjir dari aliran Sungai Bengawan SoloSebagai sumber irigasi untuk areal persawahan di wilayah Sukoharjo, Karanganyar, Klaten dan Sragen. Luas areal persawahan yang dialiri oleh waduk ini mencapai haSebagai sumber air bersih untuk masyarakat Wonogiri tentu diolah dulu ya sesuai standarSebagai penghasil listrik, berkat adanya PLTA Gajah Mungkur yang menghasilkan tegangan hingga 12,4 sarana hiburan dan rekreasi bagi warga setempat dan luar kotaSebagai sarana perikanan warga setempatKedalaman Waduk Gajuh MungkurPasti banyak yang bertanya-tanya berapa sih kedalaman Waduk Gajah Mungkur itu? Sesungguhnya kedalamannya berbeda-beda ya, karena meluas menempati 7 kecamatan. Namun dapat diperkirakan bahwa kedalaman Waduk Gajah Mungkur adalah 1,5-14,7 m. Kalau tinggi waduknya 40 meter. Apabila volume air mencapai nilai maksimum, maka akan mendekati tinggi terendah berada pada stasiun inlet Wiroko dan Bengawan Solo, yaitu 1,5 dan 2,4 m. Sedangkan kedalaman waduk yang paling dalam berada di area karamba jaring apung, yaitu sekitar 10,7-14,5 Waduk Gajah MungkurWaduk yang berada di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri ini memiliki luas km2. Sanggup menampung m3 atau 660 juta m3 air. Mampu melayani lahan pertanian seluas ha. Sangat menguntungkan bagi lahan pertanian di wilayah Wonogiri dan Solo yang Mengusulkan Nama Waduk Gajah MungkurMungkin juga banyak di antara teman-teman yang bertanya mengapa waduknya diberi nama Waduk Gajah Mungkur? Juga, kira-kira siapa yang mengusulkan nama Waduk Gajah Mungkur?Waduk ini diberi nama Gajah Mungkur karena bersebelahan dengan Gunung Gajah Mungkur, sehingga diambil namanya secara persis. Kenapa bukitnya bernama Gajah Mungkur? Karena konon katanya bentuk gunungnya seperti gajah yang membelakangi, sehingga disebut Gajah siapa yang mengusulkan nama Waduk Gajah Mungkur? Sejauh ini belum ada catatan yang bisa saya temukan. Namun kemungkinan jawabannya adalah ya tim desain waduk itu sendiri. Atau mungkin pejabat setempat. Atau mungkin Pak Soeharto, presiden Indonesia ke-2, yang ternyata pernah menghabiskan masa kecilnya di jawabannya abu-abu. Tidak ada yang pemberian nama Gajah Mungkur sendiri itu ada asal-usulnya loh. Bahkan menjadi sebuah Legenda Waduk Gajah MungkurKisah ini saya dengar dari Om Hao, seorang petutur di Youtube Kisah Tanah ratus tahun lalu, pada era Kerajaan Majapahit. Ada sebuah kerajaan kecil di daerah Wonogiri yang dipimpin oleh 2 punggawa besar, yakni Raja Prabu Gajah Madep dan Prabu Patih Gajah Mungkur. Pada suatu hari, kerajaan kecil ini bergejolak. Raja sudah sepuh dan hendak menurunkan tahta. Rencananya hendak dilanjutkan kepada anaknya yang bernama Prabu Gajah Mego. Namun beliau masih belia. Dirasa kurang matang karena usianya belum sampai 17 tahun. Dalam perpindahan kekuasaan ini, Patih Gajah Mungkur menyampaikan uneg-uneg kepada Prabu Gajah Madep, bahwa ia sebenarnya keberatan atas penurunan tahta kepada Prabu Gajah Mego. Ia mempertanyakan mengapa tahta diberikan kepada anak yang masih karena sabda dari Pandito Ratu, apa yang sudah dikatakan maka harus terjadi dan tidak bisa ditarik. Maka terjadi sebuah perselisihan dan pertikaian. Hal ini diselesaikan dalam bentuk pertikaian yang dilakukan di luar sebuah lapangan dengan hamparan yang luas, terjadi sebuah pertempuran antara Prabu Gajah Mungkur dan Patih Gajah Mego. Saat bertempur, mereka mengubah diri menjadi gajah yang pertempuran mereka meninggalkan 2 lubang besar seperti kedung. Dari tempat yang terjadi perkelahian inilah muncul cekungan air yang menjadi cikal bakal munculnya legenda gajah mungkur. Namun sekali lagi itu hanyalah legenda. Yang sengaja disangkutpautkan dengan keberadaan Waduk Gajah Mungkur. Padahal sejatinya waduk legendaris ini ada karena sengaja didesain untuk mengatasi banjir. Peninggalan di Waduk Gajah Mungkur Saat Musim KemarauAda Sawah yang Muncul di WadukMenariknya, saat musim kemarau warga maupun wisatawan bisa menginjak bagian dasar Waduk Gajah Mungkur. Ada beberapa daerah yang surut dan tanahnya memadat sehingga bisa dilewati. Terkadang dijadikan sarana refreshing sore hari sambil melihat matahari Nguntoronadi dan Wuryantoro juga ditemukan areal persawahan. Tanah sedimennya dinilai cukup menguntungkan untuk menanam padi. Jadi petani menanam padi di kawasan waduk saat sedang Rumah WargaDikarenakan dulunya kawasan Waduk Gajah Mungkur ini merupakan daerah permukiman yang penduduknya aktif bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari, maka tidak mengherankan bila terlihat sisa-sisa pondasi rumah pondasi rumah warga ini menjadi bukti bahwa pernah ada kehidupan sebelum dijadikannya waduk. Bahkan, di beberapa tempat masih terlihat jelas sumur yang digunakan warga beberapa tahun ini hanya bisa dilihat saat air waduk sedang surut. Apabila sedang musim penghujan dan volume air sedang banyak, maka ketinggian air dapat menenggelamkan pohon kelapa. Kurang lebih 7 m Legendaris Wonogiri-BaturetnoKetika sebagian air waduk mongering, akan tampak salah satu peninggalan infrastruktur yang masih kokoh hingga saat ini. Yaitu sebuah jembatan yang merupakan jalan utama penghubung tersebut masih kokoh berdiri karena konstruksinya terbuat dari beton sehingga mampu bertahan dari kerusakan air waduk yang merendamnya. Tatkala air surut, banyak warga yang melintasi jembatan ini. Entah untuk menikmatinya atau di Waduk Gajah MungkurSeperti lazimnya permukiman warga, maka pasti ada areal yang dikhususkan sebagai pemakaman. Menariknya, pemakaman ini juga muncul tatkala air waduk surut. Batu-batu nisan masih berdiri kokoh meski sebagian terkikis karena terendam air selama musim hujan. Wujud batu nisannya masih utuh. Masih dapat dikenali dengan mata telanjang. Namun tenang saja, tidak ada unsur mistis di kawasan ini. Pastikan saja datangnya saat pagi atau sore hari, kala masih banyak orang yang berlalu lalang di kawasan ini. Tugu Bedol Desa Waduk Gajah MungkurWaduk Gajah Mungkur ini amat luas. Tidak bisa dilihat hanya sekali pandang. Bahkan yang kami lihat sepertinya hanya mencakup 10%nya saja. Kala itu saya diajak ke daerah Pokohkidul. Sisi lain dari Waduk Gajah Mungkur, yang terdapat sebuah monumen kebanggaan warga Wonogiri, yaitu Tugu Bedol Desa Waduk Gajah ini berada di sisi kanan intake pintu air. Menghadap ke arah barat laut dan membelakangi waduk. Tugunya berbentuk oleh seorang bapak, ibu dan kedua anaknya yang melambangkan sebuah keluarga. Mereka melambaikan tangan seolah-olah berpamitan dari tanah asalnya untuk berpindah ke tempat yang dasar monumen ada sebuah tulisan atau relief yang menunjukkan kapan waduk berdiri. Selain itu, juga terpatri nama-nama almarhum yang meninggal saat prosesi pembangunan pribadi, takjub dengan warga Wonogiri. Entah kepada orang-orang yang pernah tinggal di Waduk Gajah Mungkur, maupun manusia-manusia baru yang mengenang jasa nenek moyangnya atas kesediaannya untuk berpindah kediaman. Di sekitar monumen, banyak wisatawan yang datang menikmati indahnya Waduk Gajah Mungkur. Ada yang sekadar duduk-duduk menikmati pemandangan, namun ada pula yang duduk-duduk menikmati jajanan. Hahaha, itu saya. Saya nyobain burger mini 6000-an. Alhamdulillah Waduk dari Atas BukitSelanjutnya, saya diajak oleh si Mas untuk melihat dari sisi yang lain, yaitu dari sisi di atas bukit. Entah apa yang dicari ya. Pokoknya saya ikut mengendarai motor dengan jalan yang menanjak. Hingga tibalah di pinggir tebing, rupanya kami bisa melihat waduk dari sisi yang lain, yaitu dari atas. Sehingga kami dapat melihat rupa bangunan utama waduk dari sisi sana tengok sini, rupanya ada gardu pandang di dekat kami, namun lebih tinggi. Lalu kami mencoba melangkah ke sana, menyusuri jalan setapak yang ada. Hingga sampailah kami di gardu pandang. Melihat sisi waduk dari tempat yang lebih keren banget. Alhamdulillah asyik dan seru juga ya. Bisa berdiskusi juga tentang apa-apa yang kami lihat. Kami melihat adanya perbedaan warna di antara air waduk. Di perairan yang dekat Tugu Bedol Desa, airnya berwarna coklat pekat. Sedangkan di sekitar bangunan utama waduk, airnya tampak lebih jernih. Hal ini menandakan bahwa ada penyaring sedimen. Dan kami melihat di sebuah area bahwa di sana tampak penyaring sedimen. Terlepas dari waduk itu sendiri yang juga menahan sedimen. Jadi, difilter 2 kali. Kami juga mengetahui bahwa Waduk Gajah Mungkur ini difungsikan sebagai PLTA. Kami menebak-nebak mana perairan yang menjadi sumber energi yang akan diolah oleh PLTA. Si Mas menebak bahwa perairan yang dikeliling pelampung berwarna oranye itu, yang di tengahnya ada pusaran saya nggak tahu, haha. Padahal saya sempat mengikuti mata kuliah infrastruktur pengelolaan sumber daya air selama 1 semester, dan juga sering keliling-keliling waduk. Namun kok saya tidak menemukan turbin PLTA nya ya. Yang semacam penggerak arus supaya menghasilkan energi. Apakah bentuknya beda? Ah, beda sedikit aja langsung nggak paham, menikmati Waduk Gajah Mungkur dari area waduk serbaguna, kami kembali melanjutkan perjalanan untuk berbalik pulang ke Surakarta. Sebenarnya belum puas-puas banget sih. Pengen eksplore waduk lebih banyak dan lebih jauh. Namun waduknya sungguh luas euy. Rasanya seperti akan keliling 7 kecamatan. Jalannya juga berkelok-kelok, bukan?Jadi, biarlah eksplore waduknya dicicil satu persatu saja dulu. Untuk saat ini, cukup sekian yang bisa dieksplore. Esok-esok, eksplore sisi waduk yang lain. Semoga kesampaian yaa, aamiin… . 363 499 199 206 113 294 251 109

cerita mistis waduk gajah mungkur